Kereta sore itu tidak terlalu ramai, jg tidak terlalu sepi. Aku mendengarkan lagu dr earphone yg ku dapat dr pameran, harganya murah sekali..mungkin jika di rupiahkan seharga satu gelas es cappucino kesukaanku.
Riuh rendah ku dengar ketika pengumuman menggema di seluruh kereta. Kereta ini harus d kosongkan di station berikutnya.
"Kita turun?", aku bertanya pada sahabat yg hingga td masih menahan kantuk. Ia menjawab dengan anggukan.
Cepat, aku mematikan mp3 player dan bersiap turun. Mobilitas kota ini sangat tinggi, bahkan untuk naik turun penumpang kereta hanya d hadiahi 2 menit. Aku turun d station itu, station yg di pagari oleh tingginya apartemen penduduk. Mereka berjajar rapi seolah di beri komando mengikuti baris brbaris anak sd sebelum masuk kelas. Lupakan kompleks atau perumahan, apalagi rumah rsss. Pemerintah kota ini sadar betul, tak banyak lahan yg mereka punya. Gedung tinggi yg menjulang ke langitlah pilihan mereka. Jalan raya di sekitarnya lengang sekali, mungkin mereka belum mengenal perang klakson atau mungkin tidak ada dlm kamus mereka? Hanya sesekali bus umum yg menurunkan penumpang d halte dkt taman itu. Ya..Ada sebuah taman kecil di antara apartemen2 itu. Taman itu lah yg akan kubagi denganmu.
Riuh rendah ku dengar ketika pengumuman menggema di seluruh kereta. Kereta ini harus d kosongkan di station berikutnya.
"Kita turun?", aku bertanya pada sahabat yg hingga td masih menahan kantuk. Ia menjawab dengan anggukan.
Cepat, aku mematikan mp3 player dan bersiap turun. Mobilitas kota ini sangat tinggi, bahkan untuk naik turun penumpang kereta hanya d hadiahi 2 menit. Aku turun d station itu, station yg di pagari oleh tingginya apartemen penduduk. Mereka berjajar rapi seolah di beri komando mengikuti baris brbaris anak sd sebelum masuk kelas. Lupakan kompleks atau perumahan, apalagi rumah rsss. Pemerintah kota ini sadar betul, tak banyak lahan yg mereka punya. Gedung tinggi yg menjulang ke langitlah pilihan mereka. Jalan raya di sekitarnya lengang sekali, mungkin mereka belum mengenal perang klakson atau mungkin tidak ada dlm kamus mereka? Hanya sesekali bus umum yg menurunkan penumpang d halte dkt taman itu. Ya..Ada sebuah taman kecil di antara apartemen2 itu. Taman itu lah yg akan kubagi denganmu.
Taman dibawah station. Org awam tak melihat ada yg istimewa dr taman itu. Tp aku iya. Ada mimpiku yg inginku bagi bahkan ingin ku wujudkan denganmu.
Aku berjalan menuju taman itu sambil menenteng keranjang belanja. Dan tersenyum pada bocah laki2 yg sedang melambaikan tangannya di atas sebuah benteng kecil. Aku duduk di bangku taman itu. Memperhatikan bocah laki2 itu bergegas menuruni benteng. Ia menghampiri gadis kecil bersepeda dan menunjuk ke arah tempatku duduk. Tangan mungil keduanya kompak melambaikan tangan. Aku membalas dan mempersilahkan mereka melanjutkan permainan. Aku lebih suka melihat anak2 bermain permainan nyata seperti itu, ketimbang mereka bermain game di dunia maya. Seumuran mereka harus tumbuh aktif bergerak, bukannya merusak kornea mata krn terlalu banyak terkena radiasi. Dari kejauhan, aku melihatmu berjalan menujuku. Ohh bukan, kamu menuju 2 bocah kecil yg td melambaikan tangan pdku. Setelan kantor yg kupilihkan td pagi, trlihat sudah agak berantakan. Kedua kancing atas kemeja sdh trbuka, lengannya pun sdh trtarik hingga siku. Mungkin setelah ini kamu akan berkeluh ttg beratnya hari. Aku memperhatikanmu dr jauh. Bocah laki2 td sedang brsemangat menceritakan sesuatu, tangannya mengepal ikut bermain krn trlalu semangat brcerita. Aku melihatmu trsenyum bangga sesekali mengacak rambut bocah itu. Sementara gadis kecil yg sedari tadi mengalungkan lengannya di lehermu, merengek minta kamu kecup pipinya. Sekali hentakan, gadis kecil itu sudah berada d gendonganmu dan tanganmu satu lagi memberi isyarat pd si bocah laki2 utk menggandeng. Untuk kali ini, kamu benar berjalan menujuku. Bersama kedua anak kita dalam rangkul dan gandenganmu. Seperti brcermin melihat aku dan kamu yang diperkecil hingga skala 5x. Muka mereka mirip sekali, baju yg mereka kenakan pun hanya berbeda warna. Aku kembali tersenyum kepadamu. Juga tersenyum ke arah station d atas taman ini. Sebuah mimpi yg ku ukir dlm benak ketika kereta yang ku naiki berhenti d station itu. Mimpi yg trlintas ketika aku menunggu kereta berikutnya, memandang ke arah taman dibawah station. Melihat bayangan kamu, aku dan kedua anak kembar kita bermain di taman itu.
Kamu membalas senyumku sesaat setelah kamu mendengarnya dan sembari menyentuh kepalaku..aku mendengarmu membisikan sebuah Aamiin untuk mimpi sederhanaku itu. Di kota tujuanku singgah dan menghabiskan weekend ketika menuntut ilmu di negeri tetangganya. Di kota tempat taman kecil itu berada, taman kecil di bawah station.