Kamis, 27 Oktober 2011 - 0 komentar

Daun jatuh tak pernah membenci angin, kan..?

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, kan..?
Selayaknya aku
Yang tak pernah membenci meski berulang kali tersakiti

Tersakiti karena waktu berjalan terlalu lama,
hingga aku harus menunggu sesuatu untuk memastikan semua
Tersakiti karena waktu belum berpihak padaku,
hingga aku harus menahan rindu yang sia-sia

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, kan..?
Anggap saja daun itu adalah harapanku,
yang tumbuh banyak dan rimbun
Lalu satu per satu di jatuhkan oleh angin hingga berguguran

Haruskah angin dibenci?
Berulang kali harapan itu tumbuh dan merekah,
tapi selalu hancur tak bersisa di kemudian harinya

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, kan..?
Daun itu akan terus tumbuh dan bermunculan,
hanya seketika menunggu datangnya angin untuk menggugurkannya lagi
Kamis, 06 Oktober 2011 - 0 komentar

Bodohnya diriku

Kau pernah melukai aku kusadar itu
Kau pernah meninggalkan aku dan kusadar semua itu
Tak pernah kusangka dirimu tak bisa cintaiku
Jika ku tetap mengharap dirimu mungkin itu mau mu

Bodohnya diriku slalu menunggumu yang tak pernah untuk bisa mencintai aku
Oh Tuhan tolonglah beri aku cara untuk dapat melupakan dia
Dan cintanya..

Tak pernah kusangka dirimu tak bisa cintaiku
Jika ku tetap mengharap dirimu mungkin itu mau mu


note :
Ini merupakan lirik lagu dari AOP, secara pribadi aku gak terlalu familiar dengan band (atau solo?) yang satu ini. Hanya kebetulan pernah mendengarnya disalah satu televisi swasta. Apalagi lirik dari reffnya..


Bodohnya diriku slalu menunggumu yang tak pernah untuk bisa mencintai aku
Oh Tuhan tolonglah beri aku cara untuk dapat melupakan dia
Dan cintanya..


Lirik yang sederhana tapi sangat istimewa, penyanyi lagu ini pun menyanyikan lagu ini dengan sangat baik. Sehingga tersampaikan maksut dari lirik tersebut, aku sampai terharu. Aku akui, lirik lagu ini (lagi-lagi) seperti perasaanku padanya. Aku yang terlalu bodoh karena selalu menunggunya dan berharap suatu hari nanti ia untuk bisa mencintai aku. Dan lihat lah, aku memilih gambar yang tepat untuk tulisanku kali ini. Pada sisi si wanita, ia melukiskan 'love' pada dinding tempat ia berada. Sedangkan si pria? Dindingnya polos dan putih, tak ada yang terlukiskan.