Rabu, 21 November 2012 - 0 komentar

Mungkin nanti

Saatnya ku berkata
Mungkin yang terakhir kalinya
Sudahlah lepaskan semua
Ku yakin inilah waktunya

Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi
Mungkin saja rasa itu telah pergi

Dan mungkin bila nanti
Kita kan bertemu lagi
Satu pintaku jangan kau coba tanyakan kembali
Rasa yang ku tinggal mati
Seperti hari kemarin
Saat semua di sini

Dan bila hatimu termenung
Menghindari mimpi-mimpimu
Membuka hatimu yang dulu
Cerita saat masa lalu

Tak usah kau tanyakan lagi
Cinta untukmu sendiri
Semua sesal yang kau cari
Semua rasa yang kau beri
- 0 komentar

Only to be remembered

Lebih berbahaya meneteskan airmata dalam hati..
dibanding menangis tersedu-sedu..
Airmata yg keluar bisa dihapus.. sementara..
airmata yang tersembunyi akan menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang...
dalam urusan cinta kita memang sering kalah.

Tetapi..
ketika cinta itu tulus, kita akan tetap menang..
kita dapat berbahagia, dapat mencintai seseorang lebih daripada kita mencintai diri kita sendiri..

Akan tiba saatnya dimana kita haru berhenti mencintai seseorang
bukan karena orang itu berhenti mencintai kita, melainkan...
kita menyadari bahwa orang itu akan lebih bahagia apabila...
kita melepaskannya.....
kadangkala orang yang paling kita cintai adalah...
orang yang paling menyakiti hati kita.

Kadangkala..
teman yang membawamu ke dalam pelukannya dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak akan kita sadari...
dalam suatu masalah memang kita sering
mengalah tetapi ketika sudah urusan cinta, kita tidak boleh mengalah.
Sebab, kita baru akan merasakan cinta itu begitu berharga
setelah kita kehilangannya..
Just In Memory

copyright : right owner
Kamis, 17 Mei 2012 - 0 komentar

It's ok even if it hurts

It's okay even if I can't see
It's okay even if I can't breath
If I could meet you only once
If I could give you all my heart

How much more do I have to miss you
So that maybe you could know my heart?
How much more do I to cry and cry
So that tears could be dry?

Does it hurt because of loving you?
Is it the punishment for loving you so much?
Even though you say that I can lose everything
It's okay if I just have you to be with me

Even if my heart is broken when loving you
Even if my heart is separated when waiting for you
It's okay because I love you
It's okay even if I get hurt

The farther I turn away so as to forget you
The more I miss you, What can I do
Even when you keep telling me it's not right just

to keep me away from you
You are the only one to me, What can I do

Does it hurt because of loving you?
Is it the punishment for loving you so much?
Even though you say that I can lose everything
It's okay if I just have you to be with me

Even if my heart is broken when loving you
Even if my heart is separated when waiting for you
It's okay because I love you
It's okay even if I get hurt

Even if I get poisoned and pricked
My love for you can't stop
I will wait for you until forever
I will endure even if it hurts and hurts

Because of loving you more
It's okay even if tears fall down
It's okay even if it hurts...
Rabu, 09 Mei 2012 - 0 komentar

Rain of Blessing

Sound of falling rain whispering tenderly,
in this sleepless night, tonight..

The silent dream sleeps with world of blue,
good night..
We were here, we were gazing at our future

The remaining memory is blowing in the wind
Over and over, every day..
I’ll play without ever changing
I’ll never stop walking even if I can’t see my end, no way
Sand castle mirage
Without noticing, I kept drawing a dream
Stay as it is, please don’t end
The hurt in my heart..

Rain always washed it away  
The remaining memory is blowing in the wind
Over and over, every day
I’ll play without changing        

Kamis, 26 April 2012 - 0 komentar

"Before Us"

Aku yang memutuskan untuk menjauhimu
Aku juga yang memutuskan untuk pergi
Walaupun kenyataannya kau tak pernah peduli apa yang aku putuskan

Aku diam..
Aku bersikap seolah tiada yang terjadi
Aku bahkan tersenyum dengan keadaan yang sekarang
Seperti yang kau ‘ajar’ kan padaku

Dalam diam, aku terus tersenyum..
Mungkin sampai tertawa
Sampai akhirnya malam ini aku menangis
Entah apa yang ku tangisi..
Menyesali keterlambatan pengakuanku?
Menyesali kedatangan perasaan itu?

Lalu?
Mana janji sang waktu? Untuk mengikis semuanya?

“Aku merindukanmu”, begitu kata hatiku
Karena jika aku berkata melalui lisanku, ia akan berkata sebaliknya
Untuk sekedar mengakui bahwa semua itu masih ada

“Aku ingin melihatmu”, begitu kata mataku
Karena jika aku berkata melalui lisanku, ia akan tetap akan berbohong dan berkata sebaliknya
Untuk sekedar melihat siluet tubuhmu yang dulu

Kau merindukan aku?
Pernah kah kau berusaha mencari bayanganku  di tengah keramaian?
Atau sekedar memikirkan keberadaanku sekarang?
Ketika beberapa kali kita berada dalam satu titik yang sama pun, aku tetap tidak bisa meneriakkan namamu. Untuk sekedar memberi tahumu jikalau aku masih ada di dunia ini.
Apa yang bisa ku lakukan?
Mengira-ngira kau juga merindukan ku?
Aku terlalu takut untuk membuat fantasi lain, fantasi yang akan berbuah menjadi harapan

“Waktu tak pernah melenyapkan perasaan, ia hanya menyekapnya di dalam ruang. Menunggu saat yang tepat untuk kembali”

Dan sekarang aku berkata, aku menangis bukan karena keterlambatan pengakuanku atau apapun itu

Tapi..
Menangisi perasaan yang ku kira telah hilang dan lenyap itu!
Jumat, 24 Februari 2012 - 0 komentar

Jiwa itu terlalu tenang

Ayah..
Sudah lama tidak bertemu, apa kabarmu disana?
Andai aku bisa tau keadaanmu hanya dengan mengirim sebuah pesan,
sudah ku lakukan dari dulu
Sudah berapa lama itu berlalu? 5 tahun?

Ayah..
Kenapa ayah selalu diam saat hadir dalam mimpiku?
Tidak ada kah yang ingin ayah sampaikan? Atau ada sesuatu yang membuat ayah marah?
Tidak yang seperti aku bayangkan. Di cerita yang ada, orang yang sudah meninggal akan hadir di mimpi keluarganya. Lalu ia berbicara dengan keluarganya, menyampaikan pesan-pesan atau bahkan bisa sampai bersentuhan dan berpelukan.
Ayah tidak tau cerita itu? Atau ayah tidak tau bagaimana cara berkomunikasi dengan manusia yang masih hidup? Mungkin ada suatu segel?

Ayah..
Apa jiwa-jiwa yang sudah pergi dari bumi masih mengingat orang yang ia sayang sebelumnya?
Apa ayah pernah berusaha menembus pemisah alam itu?
Lalu, ayah melihat semua yang kami lakukan disini?
Ayah pernah melihat aku diam-diam menangis di balik selimut, disaat aku merasa sendiri dan seharusnya ayah ada bersamaku. Ayah lihat?
Aku diam dibalik selimut, tubuh ku agak bergetar sedikit, sesekali aku menghapus air mataku..
Tapi aku samarkan, agar tak ketauan ibu.

Aku tau, bukan aku saja yang merindukanmu.
Ibu dan kakak-kakak juga sama, sepertinya..
Hanya saja mereka tidak menunjukkan dengan jelas.
Atau mungkin mereka juga pernah diam-diam menangis seperti yang ku lakukan?
Mereka berbeda, setidaknya mereka lebih lama merasakan kasih sayang ayah.
Sedangkan aku? Sedikit sekali yang bisa aku ingat dari ayah.

Ayah..
Mungkin jika saat itu aku tidak memaksa untuk kembali ke kota ini, kita bisa bersama sekarang.
Entah di alam yang mana.

Ayah..
Aku sudah dewasa, ayah percaya?
Tidak ada yang percaya jika aku berkata demikian, mereka mencibir.
Seseorang pernah berkata, aku memang sudah dewasa tapi disisi lain aku juga tidak bisa menghilangkan sisi kekanakanku. Dia tulus? Atau cuma ingin menghibur?

Ayah..
Kepergianmu agaknya sedikit banyak merubah kepribadianku.

Aku mulai menutup diri.
Mereka melihat aku selalu tertawa, bahagia dan seakan tidak ada masalah.
Itu kamuflase, itu palsu. Aku melakukan itu agar menjadi pribadi yang menyenangkan, tidak membosankan bagi mereka.

Aku mulai benci keramaian.
Lebih baik aku berdiam diri dan tenggelam dengan satu bacaan. Berbeda dengan aku yang dulu? Yang suka keramaian dan selalu ingin bersenang-senang. Aku lebih suka saat sendirian di rumah tanpa seorang pun. Aku memang takut sendirian tapi aku suka. Aneh?

Aku mulai mandiri.
Benarkah? Aku mandiri? Itu juga banyak yang mencibir, mungkin bagi mereka kata ‘manja’ lebih tepat untukku.
Mereka tidak tau bagaimana sulitnya aku melawan rasa takutku saat pulang sendirian, mencari lilin ditengah kegelapan jika sendirian dirumah dan sederet lainnya yang berusaha ku lawan takutnya. Mereka hanya bisa mencibir jika aku berkata demikian.

No one never sees..
No one feel the pain..

 Sampai akhirnya aku menemukan seseorang yang tau, memahami dan percaya.
“Aku tidak pernah bertemu dengan seseorang yang hatinya semurni hatimu”, begitu katanya padaku. Murni? Dia tau semua niat baikku, yah.. Entah tau dari mana, kebetulan?
Dia juga tau jika ada sedikit niat jahat yang terlintas di benakku, “Itu pikiran negatif, jangan dibiarkan berkembang. Akan merusak kemurnian hatimu”.
Dia bisa membaca pikiran? Cuma dia yang percaya ketulusan yang tersembunyi itu, yang aku sendiri tidak menyadarinya. Bahkan ibu pun tidak pernah berkata seperti itu.

Ayah..
Aku percaya jika ada yang mengatakan ‘orang baik akan meninggal cepat’.
Tapi apa alasannya? Karena Allah ingin di dampingi oleh orang baik disisi-Nya?
Atau Allah tidak ingin dunia nyata merusak akhlak orang baik itu?

Lalu?
Apa aku tak cukup baik, yah? Bukankah seseorang itu berkata dia bisa merasakan kemurnian hatiku?
Jika dia saja bisa merasakan, apakah Allah tidak bisa? Tentu bisa kan?!
Aku bosan disini, lebih tepatnya tidak ingin lagi disini.
Aku terlalu letih untuk berhadapan dengan kebohongan, kemunafikan, keegoisan dan.. kepengecutan. Di dunia ini ada empat hal itu, bukan?
Bersampingan dengan yang baik tentunya.

Ayah..
Apakah di dalam kubur itu gelap?
Apa yang bisa kita lakukan disana?
Ketika aku datang mengunjungi makam ayah, apakah ayah senang?
Bisakah ayah minta pada Allah agar secepatnya mempertemukan kita?
Secepatnya..