Ayah..
Sudah lama tidak bertemu, apa
kabarmu disana?
Andai aku bisa tau keadaanmu
hanya dengan mengirim sebuah pesan,
sudah ku lakukan dari dulu
sudah ku lakukan dari dulu
Sudah berapa lama itu berlalu?
5 tahun?
Ayah..
Kenapa ayah selalu diam saat
hadir dalam mimpiku?
Tidak ada kah yang ingin ayah
sampaikan? Atau ada sesuatu yang membuat ayah marah?
Tidak yang seperti aku
bayangkan. Di cerita yang ada, orang yang sudah meninggal akan hadir di mimpi
keluarganya. Lalu ia berbicara dengan keluarganya, menyampaikan pesan-pesan
atau bahkan bisa sampai bersentuhan dan berpelukan.
Ayah tidak tau cerita itu? Atau
ayah tidak tau bagaimana cara berkomunikasi dengan manusia yang masih hidup?
Mungkin ada suatu segel?
Ayah..
Apa jiwa-jiwa yang sudah pergi
dari bumi masih mengingat orang yang ia sayang sebelumnya?
Apa ayah pernah berusaha
menembus pemisah alam itu?
Lalu, ayah melihat semua yang
kami lakukan disini?
Ayah pernah melihat aku
diam-diam menangis di balik selimut, disaat aku merasa sendiri dan seharusnya
ayah ada bersamaku. Ayah lihat?
Aku diam dibalik selimut, tubuh
ku agak bergetar sedikit, sesekali aku menghapus air mataku..
Tapi aku samarkan, agar tak
ketauan ibu.
Aku tau, bukan aku saja yang
merindukanmu.
Ibu dan kakak-kakak juga sama,
sepertinya..
Hanya saja mereka tidak
menunjukkan dengan jelas.
Atau mungkin mereka juga pernah
diam-diam menangis seperti yang ku lakukan?
Mereka berbeda, setidaknya
mereka lebih lama merasakan kasih sayang ayah.
Sedangkan aku? Sedikit sekali
yang bisa aku ingat dari ayah.
Ayah..
Mungkin jika saat itu aku tidak
memaksa untuk kembali ke kota ini, kita bisa bersama sekarang.
Entah di alam yang mana.
Ayah..
Aku sudah dewasa, ayah percaya?
Tidak ada yang percaya jika aku
berkata demikian, mereka mencibir.
Seseorang pernah berkata, aku
memang sudah dewasa tapi disisi lain aku juga tidak bisa menghilangkan sisi
kekanakanku. Dia tulus? Atau cuma ingin menghibur?
Ayah..
Kepergianmu agaknya sedikit
banyak merubah kepribadianku.
Aku mulai menutup diri.
Mereka melihat aku selalu
tertawa, bahagia dan seakan tidak ada masalah.
Itu kamuflase, itu palsu. Aku
melakukan itu agar menjadi pribadi yang menyenangkan, tidak membosankan bagi
mereka.
Aku mulai benci keramaian.
Lebih baik aku berdiam diri dan
tenggelam dengan satu bacaan. Berbeda dengan aku yang dulu? Yang suka keramaian
dan selalu ingin bersenang-senang. Aku lebih suka saat sendirian di rumah tanpa
seorang pun. Aku memang takut sendirian tapi aku suka. Aneh?
Aku mulai mandiri.
Benarkah? Aku mandiri? Itu juga
banyak yang mencibir, mungkin bagi mereka kata ‘manja’ lebih tepat untukku.
Mereka tidak tau bagaimana
sulitnya aku melawan rasa takutku saat pulang sendirian, mencari lilin ditengah
kegelapan jika sendirian dirumah dan sederet lainnya yang berusaha ku lawan
takutnya. Mereka hanya bisa mencibir jika aku berkata demikian.
No one never sees..
No one feel the pain..
Sampai akhirnya aku menemukan seseorang yang
tau, memahami dan percaya.
“Aku tidak pernah bertemu
dengan seseorang yang hatinya semurni hatimu”, begitu katanya padaku. Murni?
Dia tau semua niat baikku, yah.. Entah tau dari mana, kebetulan?
Dia juga tau jika ada sedikit
niat jahat yang terlintas di benakku, “Itu pikiran negatif, jangan dibiarkan
berkembang. Akan merusak kemurnian hatimu”.
Dia bisa membaca pikiran? Cuma
dia yang percaya ketulusan yang tersembunyi itu, yang aku sendiri tidak
menyadarinya. Bahkan ibu pun tidak pernah berkata seperti itu.
Ayah..
Aku percaya jika ada yang
mengatakan ‘orang baik akan meninggal cepat’.
Tapi apa alasannya? Karena
Allah ingin di dampingi oleh orang baik disisi-Nya?
Atau Allah tidak ingin dunia
nyata merusak akhlak orang baik itu?
Lalu?
Apa aku tak cukup baik, yah?
Bukankah seseorang itu berkata dia bisa merasakan kemurnian hatiku?
Jika dia saja bisa merasakan,
apakah Allah tidak bisa? Tentu bisa kan?!
Aku bosan disini, lebih
tepatnya tidak ingin lagi disini.
Aku terlalu letih untuk
berhadapan dengan kebohongan, kemunafikan, keegoisan dan.. kepengecutan. Di
dunia ini ada empat hal itu, bukan?
Bersampingan dengan yang baik
tentunya.
Ayah..
Apakah di dalam kubur itu
gelap?
Apa yang bisa kita lakukan
disana?
Ketika aku datang mengunjungi
makam ayah, apakah ayah senang?
Bisakah ayah minta pada Allah
agar secepatnya mempertemukan kita?
Secepatnya..
0 komentar:
Posting Komentar